Tradisi Khas di Kota Solo
Surakarta, Jawa Tengah (30/06/2022) Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa. BudayaJawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari. Budaya Jawa secara garis besar dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur.
Kota Solo merupakan salah satu kota yang terkenal akan budaya jawa yang masih sangat kental. Kota Solo memiliki ritual adat yang masih dilakukan hingga saat ini.
Berikut beberapa kebudayaan Solo yang masih sangat kental di kalangan masyarakat :
1. Sekaten
Perayaan yang dilakukan di bulan Maulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 12 Maulud dilaksanakan Grebeg Maulud. Sekaten biasanya diadakan di alun-alun selama 2 minggu.
2. Grebeg Maulud
Perayaan ini menandai puncak tradisi Sekaten yang dilaksanakan diKeraton Kasunanan Surakarta. Kirab berlangsung dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung. Setelah dilakukan doa bersama. Dua pasang gunungan hasil bumi akan langsung di perebutkan oleh warga di halaman masjid.
3. Grebeg Sudiro
Grebeg Sudiro diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek. Perayaan ini dilakukan dengan cara perpaduan antara budaya Tionghoa dan Jawa. Acra ini sering dilakukan di daerah Pasar Gede, Balong (Kelurahan Sudiroprajan) Balai Kota Solo.
4. Kirab Pusaka Keraton
Kirab pusaka dilaksanakan untuk merayakan tahun baru 1 Suro. Rute yang di tempuh kurang lebih sejauh 3 km. Pusaka yang memiliki kekuatan magis dibawa oleh abdi dalem yang berbusana Jawa Jangkep. Acara ini dilaksanakan di Keraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran pada malam hari menjelang tanggal 1 suro.
5. Sadranan
Acara ini merupakan ritual pengiriman doa pada arwah leluhur maupun ahliwaris yang telah meninggal dunia. Acara ini diadakan pada setiap bulan ruwah atau menjelang bulan puasa Ramadhan.
6. Solo Batik Karnaval
Acara karnaval ini merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Para peserta akan membuat kostum dengan tema yang sudah ditentukan. Setelah itu berjalan di atas catwalk di Jalan Slamet Riyadi.
7. Tari Bedhaya Ketawang
Sebuah tari yang disakralkan dan hanya di gelar dalam setahun sekali. Tarian ini semula khusus diperagakan oleh abdi dalem Bedhaya Keraton Surakarta Hadiningrat. Dikatakan Tari Bedhaya karena tari ini menyesuaikann dengan gendingnya.
Sumber : http://elingsolo.com/Portal/beritaSingle/148