Religi
  • 2022-04-08 08:57:54

Menjelajahi Masjid-Masjid Tertua di Solo, Ada Yang Hampir 500 Tahun

Surakarta, Jawa Tengah (08/04/2022) Menjelajahi masjid-masjid tertua di Kota Solo bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu menunggu buka puasa pada Ramadan ini.

Selain menawarkan keteduhan di tengah lapar dan dahaga karena puasa, masjid-masjid tertua ini juga menyimpan banyak cerita yang menarik untuk digali. Sebagai tempat ibadah, masjid menjadi saksi perjalanan sejarah dan perkembangan Islam di suatu wilayah.

Semakin tua usia masjid, semakin banyak cerita yang bisa digali darinya. Menjelajahi tiga masjid tertua yang tidak hanya masih digunakan sampai saat ini, tapi juga terjaga keaslian bangunan.

Ketiga masjid tersebut adalah Masjid Agung Keraton Solo, Masjid Al Wustho Mangkunegaran Solo, dan Masjid Ki Ageng Henis di Laweyan. Disebut masjid tertua karena ketiganya berusia lebih dari 100 tahun, bahkan ada yang diperkirakan berusia 500 tahun.

Masjid-masjid tertua di Kota Solo itu memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing, baik dari segi bentuk fisik dan arsitektur bangunan maupun cerita sejarah pembangunannya.

1. Masjid Agung Keraton Solo

Masjid tertua di Solo diawali dari Masjid Agung Keraton Solo. Masjid dengan desain khas Keraton Kasunanan Surakarta yang berwarna biru muda ini menjadi salah satu masjid ikonik dan sudah dikenal hingga keluar Solo.

Denah Masjid

Masjid Agung Solo saat ini terdiri dari bangunan utama, bangunan sayap, dan bangunan pendukung. Bangunan utama yang sampai saat ini masih berdiri kokoh merupakan bangunan inti yang digunakan jemaah untuk melaksanakan salat.

Sedangkan bangunan sayap di sisi selatan sebagai tempat salat untuk putri yang sering disebut dengan pewasten. Lalu di sisi utara digunakan sebagai ruang pengelola masjid yang disebut dengan yogaswara.

Selanjutnya yakni serambi, bangunan tanpa dinding di salah satu dari masjid-masjid tertua Kota Solo ini difungsikan menjadi tempat berkumpulnya jemaah dan menyelenggarakan kultum. Saat siang hari, apalagi di Bulan Puasa, serambi ini menjadi spot favorit untuk rehat, dengan angin sepoi berembus bebas.

Berusia 254 Tahun

Mengutip id.wikipedia.org, Masjid Agung Solo di Jl Masjid Agung No 1, Kauman, Pasar Kliwon, Solo, ini dibangun pada 1763 dan selesai pada 1768. Itu artinya saat ini Masjid Agung Solo sudah berusia sekitar 254 tahun.

2. Masjid Al Wustho Mangkunegaran

Masjid Al Wustho yang masih satu kompleks dengan Pura Mangkunegaran Solo menjadi masjid kedua dalam penjelajahan Solopos.com awal Ramadan ini. Salah satu dari masjid-masjid tertua di Kota Solo ini didominasi warna hijau tua dan putih itu ukurannya tidak sebesar Masjid Agung Solo.

Kompleks masjid ini terdiri dari dua bagian yakni masjid dan bangunan pendukung yaitu, maligi, menara, kantor pengurus masjid beserta tempat tinggal mereka dan perpustakaan. Bagian dalam masjid terasa sejuk.

Mengutip berbagai sumber, salah satunya puromangkunegaran.com yang merupakan website resmi Pura Mangkunegaran, Masjid Al Wustho seperti kondisinya sekarang dibangun pada masa KGPAA Mangkunagori VII (1916-1944).

Sumber lain menyebut masjid tersebut dibangun pada 1878, artinya sudah berusia 144 tahun.

3. Masjid Ki Ageng Henis Laweyan

Masjid Ki Ageng Henis di Laweyan, Solo, bisa dibilang merupakan masjid tertua di antara masjid-masjid lain di Kota Bengawan. Mengutip laman kampoengbatiklaweyan.org, Masjid Laweyan merupakan masjid pertama di Kerajaan Pajang yang dibangun pada masa Djoko Tingkir sekitar tahun 1546 atau saat ini berusia 476 tahun.

Konon, pemilik masjid ini adalah Kyai Ageng Henis, kakek dari Paku Buwono II, penguasa Mataram Islam yang memerintah di Keraton Kartasura sebelum pindah ke Keraton Solo.

Dulunya Pura

Ketua Takmir Masjid Laweyan, Sutanto, menuturkan ada hal unik dari Masjid Laweyan yang juga dikenal dengan masjid Ki Ageng Henis. Bangunan yang kini menjadi masjid itu dulunya sebuah pura.

Di area Masjid Laweyan ada makam pendirinya, Ki Ageng Henis, beserta kerabatnya. Hingga saat itu, menurut petugas kompleks makam, Wijayanto, banyak masyarakat yang berziarah di makam tersebut.

Selain itu, masjid tertua di Solo itu juga menyediakan 150 porsi hidangan untuk berbuka puasa bersama jemaah setiap hari selama Ramadan. Selain itu ada beberapa kegiatan seperti Tarhib, Madrasah Ramadan, Tadarus, Mabit Anak, Baksos, Iktikaf, dan Takbiran.

Salah satu pengunjung Masjid Laweyan, Windi, 27, mengatakan baru pertama kali ini mengunjungi masjid tertua di Solo. Bahkan ia mengaku sempat kaget saat melihat ada makam.

Meskipun masjid ini tidak besar, tetapi suasana bangunan tua sangat terasa dengan dominasi cat warna hijau membuat setiap orang yang berkunjung menjadi betah. Masjid Laweyan ini terletak di Jl Liris 1 Laweyan, Kota Solo.

Loaskinya tepat di tepi Kali Jenes, yang dulu kata warga sekitar merupakan jalur transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah di Pulau Jawa.

Sumber : https://www.solopos.com/menjelajahi-masjid-masjid-tertua-di-solo-ada-yang-hampir-500-tahun-1291594?utm_source=terkini_desktop