Event
  • 2022-03-23 09:19:35

Mulai Hari Ini, 19 Grup Teater Ramaikan Pentas Hari Teater Dunia di Solo

Surakarta, Jawa Tengah (23/03/2022) Sebanyak 19 kelompok teater dan 17 pembaca karya sastra siap tampil meramaikan Sala Hari Teater Dunia (Sala Hatedu) yang kembali digelar secara langsung atau offline di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo, Rabu (23/03/2022) hingga Sabtu (26/03/2022).

Ini merupakan kali pertama Hatedu diperingati secara offline sejak pandemi Covid-19 melanda pada Maret 2020 lalu. Ada pengurangan jumlah peserta sebagai pengisi acara Sala Hatedu hingga setengahnya dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Pengisi acara Hatedu sebelum pandemi bisa mencapai 40-50 peserta dari puluhan daerah di Indonesia. Pada 2022, peserta Sala Hatedu hanya sekitar 19 kelompok teater dan 17 pembaca karya sastra.

Selain pertunjukan, Sala Hatedu juga menggelar workshop dan sarasehan Hari Teater Dunia selama empat hari di Solo. Hal tersebut bertujuan agar selain memberikan sajian pertunjukan, mereka juga mendapat keilmuan teater untuk disebarkan kepada kelompok teater di daerah masing-masing.

Workshop

Pada 2022, even tahunan bagi para pelaku teater digelar ini selama empat hari. Kegiatan akan diisi dengan workshop pada pagi hingga siang. Sedangkan malam harinya, Sala Hatedu akan menyajikan berbagai pertunjukan teater dan pembacaan karya sastra.

“Tanggal 23-26 Maret, empat hari, kami coba memadatkan waktu. Kegiatan dari pagi sampai sore workshop, sore sampai malam pertunjukan,” jelas Turah.

Agenda rutin peringatan Hari Teater Dunia di Solo dimulai pada 2012. Pada 2021, peringatan dilakukan secara daring mengingat situasi pandemi. Namun menurut Turah, ada banyak hal yang seolah hilang bila Sala Hatedu digelar secara daring.

Meski begitu, menurutnya, hal itu merupakan bukti Sala Hatedu mampu menyesuaikan diri terhadap situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat mengurangi mobilitas dan kontak fisik. Dengan mengusung tema Menyalakan Api Pikiran, Turah bersama tim berharap, pada 2022 para pelaku seni khususnya teater mampu membakar kembai gairah berkesenian.

Memelihara Jaringan

Acara peringatan Hari Teater Dunia mampu menarik perhatian seniman dari berbagai provinsi. Menurut Turah, hal itu karena ia dan tim selalu berusaha memelihara jaringan.

“Kami coba memelihara jaringan yang selama ini kami bangun sejak 2012 dan sebelumnya. Jadi tinggal ngopeni. Yang dulunya pernah ikut Sala Hatedu akan memberi kabar kepada yang lain. Otomatis saling terkoneksi dan mengakar. Kekuatan Sala Hatedu ada di pesertanya. Mereka datang dengan kemauan dan biaya sendiri. Ini kegiatan mandiri juga,” imbuhnya.

Sumber : https://www.solopos.com/mulai-besok-19-grup-teater-ramaikan-pentas-hari-teater-dunia-di-solo-1279010?utm_source=bacajuga_desktop